Mereka yang mengidap diabetes harus berhati-hati dengan ancaman komplikasi penyakit. Komplikasi diabetes tak cuma akan menyerang multi organ seperti stroke, hipertensi, jantung, dan ginjal, tetapi juga dapat mengakibatkan kebutaan.
Menurut Ari Djatikusumo dari Departemen
Kesehatan Mata divisi Vitreo Retinal Surgery Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), orang dengan diabetes, harus mewaspadai komplikasi
terjadinya retinopati diabetik (RD). RD adalah penyebab utama kebutaan
pada penderita diabetes.
"Banyak orang dengan diabetes tidak tahu
komplikasi penyakit ini yang ternyata bisa juga bisa merusak retina
mata. Jadi retinopatik diabetik itu suatu paket dari komplikasi diabetes yang mempengaruhi pembuluh darah kecil di salah satu bagian mata, yaitu
retina," katanya dalam diskusi publik : Mata Sehat Cegah Kebutaan
Akibat Diabetes, di Kedai Tempo Jakarta, Rabu, (19/10/2011).
Ari
menuturkan, walaupun belum ada data pasti mengenai jumlah penderita RD
di Indonesia, namun ia mengatakan, berdasarkan hasil skrining terhadap
pasien dengan diabetes di RSCM, sebesar 30 persen menunjukkan ada
kelainan pada mata. Pada tahap awal, RD tidak akan mempengaruhi
pengelihatan. Namun jika dibiarkan berkembang maka pengelihatan akan
terganggu.
"Kalau sudah parah akan muncul gejala penurunan
pengelihatan, sampai pada kondisi buta mendadak. Jadi kalau sudah ada
kelainan di mata, diabetesnya sudah parah," katanya.
Ari
mengatakan, untuk mengurangi risiko kebutaan akibat RD, masyarakat harus
fokus dan peduli untuk melakukan upaya deteksi dini. Misalnya,
mengendalikan kadar gula darah, kendalikan tekanan darah, periksa mata
dan diabetes secara berkala. Jika seseorang sudah mengalami kerusakan
pada pembuluh darah di retina, maka tidak ada harapan untuk dapat
melihat normal seperti sedia kala.
"Disarankan, jangan hanya
mengontrol gula saja, tapi organ-organ yang umumnya terlibat harus di
cek, salah satunya mata. Diharapkan dengan sosialisasi ini ada awareness
dari masyarakat untuk memeriksakan matanya," jelasnya.
Selain
retinopati diabetik, diabetes juga bisa menyebabkan penyakit mata lain
seperti katarak dan glaukoma. Namun kabar baiknya, mereka yang sudah
terlanjur terkena retinopati diabetik bisa dibantu dengan tatalaksana
laser. Perlu diingat, laser bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk
mencegah supaya tidak timbul keparahan yang lebih jauh.
Untuk
melakukan tindakan laser, kata Ari, harus memperhitungkan beberapa
indikasi misalnya, jika terjadi pembengkakan retina dan kerusakan pada
bagian pusat retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus.
"Tatalaksana
laser hanya membantu menstabilkan perubahan retina mata yang disebabkan
diabetes. Tatalaksana laser tidak dapat meningkatkan tingkat
pengelihatan, tapi dapat mencegah tingkat keparahan," tandasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 4,8 persen dari 37 juta
manusia bisa menjadi buta diakibatkan oleh retinopati diabetik. Angka
tersebut diperkirakan akan terus meningkat dalam 20 tahun ke depan.