Penyakit Akibat Virus yang Menakutkan
Sindrom penurunan daya tahan tubuh yang lazim disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh jenis virus yang sangat
reaktif, yaitu: HIV (human immunodeficiency virus). Dengan demikian bila virus HIV
ini menyerang tubuh penderita, akan menyebabkan menurunnya sistem
kekebalan tubuh dan tubuh penderita tersebut sangat rentan terhadap
infeksi virus atau bakteri lain, yang telah berada didalam tubuh
sebelumnya maupun yang akan menjangkiti tubuh dikemudian hari.
Virus HIV ditularkan melalui kontak langsung antara membran mukosa atau aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu. Penularan ini dapat melibatkan dubur, vagina atau oral seks,
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, transmisi dari ibu ke
bayi selama kehamilan, melahirkan, atau menyusui, bahkan berasal dari
paparan lainnya yang menkontaminasi salah satu dari cairan tubuh di
atas. (
Gambar 1: Virus HIV terlihat dengan menggunakan mikroskop electron)
Dewasa ini penyakit AIDS telah menjadi
pandemik, yaitu telah menyebar keseluruh dunia dengan tingkat penyebaran
yang telah sangat mencemaskan. Pada tahun 2010, menurut data dari WHO,
diperkirakan penyakit ini telah diderita lebih dari 33,3 juta penduduk
dunia, bahkan UNAIDS
melaporkan 60 juta penduduk dunia telah terinfeksi virus ini. Kemudian
berdasarkan data statistik badan kesehatan dunia tersebut diketahui
dalam setiap tahunnya terjadi pertambahan infeksi (HIV/AIDS)
sebagai pasien baru diatas 2,6 juta serta 1,8 juta diantaranya
mengalami kematian setiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2009 , UNAIDS
melaporkan di seluruh dunia telah terjadi 25 juta kematian, dan 14 juta
diantaranya adalah anak-anak.
Sejarah Penyakit AIDS
Penelitian genetik menunjukkan bahwa AIDS berasal dari Afrika barat-tengah. AIDS pertama kali ditemukan dan diumumkan oleh Centers for Disease Control and Prevention,
America pada tahun 1981 dan diketahui penyakit ini disebabkan oleh HIV.
Walaupun pengobatan untuk AIDS dan HIV dapat memperlambat perjalanan
penyakit, sampai dengan sekarang ini belum ada obat yang efektif dan
digunakan sebagai vaksin AIDS. Dewasa ini digunakan antiretroviral untuk
mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas infeksi HIV,
tetapi obat ini mahal dan akses terhadap pengobatan antiretroviral
tidak tersedia di semua Negara. Karena kesulitan dalam mengobati infeksi
HIV, maka tindakan pencegahan infeksi merupakan tujuan kunci dalam
mengendalikan pandemi AIDS penyakit virus yang mematikan ini. (Gambar 2:
Penampakan tubuh pasien penderita AIDS).
Pencegahan Penyakit AIDS
Karena penyakit ini menjadi pandemik dan
telah menyebar keseluruh
dunia, dan bisa menjangkiti seluruh lapisan masyarakat, mulai dari
masyarakat umum, anak, orang dewasa, bahkan perawat dan para dokter dan
dokter gigi. Apalagi belum ditemukannya vaksin anti virus HIV yang
efektif. Sehingga pencegahan merupakan faktor yang sangat penting.
Tiga jalur penyebaran utama virus HIV adalah;
kontak seksual, paparan cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi, dan
dari ibu ke janin atau anak selama periode kehamilan dan menyusui. Hal
ini didasarkan dengan ditemukannya virus HIV pada air liur, air mata, dan urin orang yang terinfeksi.
Secara seksual merupakan mayoritas
penyebaran infeksi virus HIV melalui kontak langsung pada saat
berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom antara mitra, yang salah
satunya mengidap virus HIV.
Dengan demikian penggunaan Kondom pria atu wanita merupakan salah satu
tindakan pencegahan dari penularan penyakit ini. Dan tentunya yang
terbaik adalah setiap pasangan hidup seharusnya setia terhadap pasangan
hidupnya, dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Selain kondom, penelitian pada tahun
2010, menemukan bahwa gel vagina
anti-mikroba dapat mengurangi tingkat infeksi pada wanita sebesar 50%
setelah satu tahun penggunaan, dan sebesar 39% setelah dua setengah
tahun. Hasil studi yang dilakukan oleh Pusat untuk Penelitian Program
Aids di Afrika Selatan (CAPRISA), diterbitkan di majalah Science pada
bulan Juli 2010, dan kemudian dipresentasikan pada konferensi bantuan
internasional.
Untuk mencegah penularan virus HIV dari Ibu
yang menderita ke bayi atau anaknya, direkomendasikan kepada ibu
tersebut untuk tidak menyusui bayinya dan diganti dengan susu atau
makanan pengganti lainnya.
Demikian pula untuk tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian,
baik ditempat pelayanan kesehatan, maupun bagi orang-orang yang
menggunakan narkoba dalam hidupnya.
Selain itu pelayan kesehatan, yaitu; dokter, dokter gigi, perawat
dapat saja tertular penyakit ini selama melayani pasiennya. Sehingga
direkomendasikan terhadap seluruh pelayan kesehatan untuk memperhatikan
kondisi ini, untuk mencegah dirinyai penyebaran penyakit tersebut,
dengan memperhatikan sterilitas dan preventif terhadap penyebaran
penyakit ini. Dan terakhir yang juga penting adalah pendidikan terhadap
masyarakat luar atas pentingnya pencegahan penyakit ini terhadap
penularannya.
Gejala Penyakit AIDS
Gejala-gejala penyakit AIDS terutama
ditunjukkan pada kondisi yang berkembang pada individu dengan gambaran
penurunan sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan kondisi ini akan
digambrakan setelah penderita tersebut terinfeksi oleh bakteri, virus,
jamur dan parasit dengan mudah yang diakibatkan penurunan sistem
kekebalan tubuh yang dirusak oleh virus HIV.
Gejalan selanjutnya adalah infeksi
sekunder pada orang dengan AIDS. Infeksi ini mempengaruhi hampir semua
sistem organ. Orang dengan AIDS
juga memiliki peningkatan risiko yang lebih besar terhadap berbagai
kanker seperti sarkoma kaposi, kanker serviks dan kanker sistem
kekebalan yang disebut limfoma. (Gambar 3: Gejala keganasan pada kulit penderita AIDS)
Selain itu, penderita AIDS memiliki
gejala
infeksi sistemik seperti demam, keringat yang berlebihan terutama pada
malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, kelemahan
tubuh, dan penurunan berat badan. Dan biasanya karena kelemahan daya
tahan tubuh tersebut, penderita AIDS meninggal karena kegagalan
organ-organ vital akibat infeksi sekunder pada organ paru-paru, hati,
Otak, dan ginjal.
Tantangan Dan Harapan Pengobatan Penyakit AIDS.
1. TricaJus Herbal Ajaib Terbukti Mampu Mendeteksi & Membongkar SEgala Penyakit Dlm Waktu Beberapa Menit Saja, Serta Mampu Menyembuhkan Penyakit Menahun & Ketergantungan dari Obat Medis : HIV (Bukan Rekayasa, Kunjungi Website), Stroke, Asam Urat, Diabetes, Hipertensi, Impoten, Serta Meningkatkan Libido… Siapapun yang Telah mencoba Pasti Membuktikan Khasiatnya… Rasakan Khasiatnya Dalam Sebulan… website : www.tricajusherbal.com cari distributor di daerah anda klik www.distributortricajus.com
2. Dewasa ini pengobatan terhadap AIDS masih menggunakan antivirus yang lazim disebut Abacavir.
Anti virus ini menghambat transkirpsi atau replikasi protein virus HIV.
Sehingga diharapkan dapat menghambat pertumbuhan virus HIV didalam
tubuh penderita. Dengan obat ini orang yang terinfeksi HIV
dan mengkonsumsi obat tersebut, akan mengalami peningkatan daya tahan
tubuhnya. Sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita AIDS.
Namun dilain sisi, antivirus Abacavir, mempunyai efek
samping berupa lipodistrofi, dislipidemia, diare, resistensi insulin,
peningkatan risiko kardiovaskular dan cacat lahir.
Sehingga untuk memperkuat kerja antivirus diatas, sebaiknya ditambahkan dengan suplemen dan komplementer medicine. Dewasa ini telah ditemukan cukup bukti hasil penelitian yang dapat mendukung penggunaan obat-obatan herbal, suplemen vitamin dan mineral pada orang yang terinfeksi HIV dan penderita AIDS.
Sehingga untuk memperkuat kerja antivirus diatas, sebaiknya ditambahkan dengan suplemen dan komplementer medicine. Dewasa ini telah ditemukan cukup bukti hasil penelitian yang dapat mendukung penggunaan obat-obatan herbal, suplemen vitamin dan mineral pada orang yang terinfeksi HIV dan penderita AIDS.
Selain itu para peneliti dan ahli kesehatan, sedang berjuang keras
untuk menemukan Vaksin monoclonal anti virus, yang dapat secara efektif
mencegah dan sekaligus mengobati penyakit AIDS.
Menurut laporan New England Journal of Medicine 2011, dan berdasarkan
uji coba pra klinis telah ditemukan antivirus yang berfokus pada
antibody monoclonal tersebut.
Diharapkan penelitian ini akan berhasil,
sehingga zat tersebut akan
memberikan proteksi yang komprehensif terhadap daya tahan tubuh
penderita, yang pada akhirnya dapat membunuh virus HIV didalam tubuh.
Sehingga kematian jutaan umat manusia diseluruh dunia akibat virus HIV
dapat dicegah. (Gambar 4: Mekanisme kerja Vaksin anti virus HIV, sumber NEJM).
sumber:kabarisehat.comUntuk share artikel ini, Klik share di bawah